Monday, December 8, 2014

Berbagi Tips Seputar Instalasi Wireless Alarm (Bagian 1)

| December 08, 2014 |

Kendati secara teoritis wireless alarm terkesan mudah dipasang, namun tak jarang kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Kompleksitas bangunan (baca: rumah tinggal) seringkali memaksa kita berputar otak lebih keras. Namun kali ini bukan pada persoalan jalur kabel, melainkan pada pertanyaan dimanakah sebaiknya kita meletakkan control panel, apakah di ruang tidur, ruang tengah, lantai dasar, lantai atas atau bahkan di garasi atau basement misalnya? Memang pada buku petunjuk pemasangan hanya disebutkan kondisinya saja, yaitu jauh dari objek metal dan sumber frekuensi lain, tetapi dekat dengan sumber listrik dan jalur telepon. Tetapi, lokasi seperti itu tidak selalu didapati di rumah tinggal, sehingga letak panel ini menjadi persoalan utama.

Faktor kedua adalah soal struktur bangunan. Bangunan kelas menegah atas senantiasa memakai material yang kokoh lagi tebal untuk dinding-dinding utamanya. Material seperti ini merupakan musuh bagi sinyal wireless yang tidak seberapa kuat itu. Pernah satu kali ditanyakan pada penulis, bisa menembus berapa tembokkah sinyal wireless alarm itu?  Pertanyaan terbuka seperti ini seringkali ditanyakan, namun sesering itu pulalah kita tidak pernah tahu jawabannya.  Apa sebab? Sebab persoalannya bukan terletak pada jumlah tembok, tetapi lebih ke jalur komunikasi (communication path) antara semua device yang terlibat. 

Faktor ketiga, communication path yang dimaksud di atas ternyata tidak bisa terlihat mata!  Kontras dengan sistem kabel yang bisa dipastikan jalur-jalurnya, sinyal wireless alarm hampir tidak mungkin diketahui lintasannya. Sejujurnya, inilah advantage yang penulis sukai. Artinya, tidak mungkin seseorang “menggunting” sinyal radio seperti halnya ia memotong kabel. Namun, advantage inipun bisa saja menimbulkan problematika tersendiri di lapangan. (Belakangan diketahui, Texecom memiliki software khusus untuk mendeteksi communication path ini pada wireless alarm buatannya!)

Last but not least, adanya jargon “mudah dipasang” hingga istilah "DIY" (do it yourself) menyebabkan aspek perencanaan sebelum instalasi seringkali diabaikan, bahkan tanpa perencanaan sama sekali.  Hal ini baru disadari pada saat kita melakukan pengujian, ternyata didapati sejumlah device yang out of range padahal jaraknya tidak jauh-jauh amat. Bahkan, pada instalasi yang terbilang kompleks, adakalanya kita terpaksa mengurut ulang zone demi zone, karena lupa tidak memberi nomor pada device ketika enrollment. Atau -ini yang paling menakutkan- wireless siren tidak bisa dimatikan dari keypad, karena jarak keypad ke panel atau jarak panel ke siren yang out of range.  Jika sudah demikian, alih-alih mudah dan cepat, instalasi wireless alarm malah menjadi hal yang menjengkelkan.

Nah, berangkat dari problematika lapangan seputar instalasi wireless alarmini, pada serial posting kali ini kami akan berbagi tips bagaimana meminimalkan resiko kesalahan seperti itu. Tujuannya agar instalasi wireless alarm ini benar-benar peace of mind sesuai dengan kaidah teknik yang benar. Barangkali di antara pembaca ada yang ingin berbagi terlebih dulu?  Silakan email kami di tanyaalarm@gmail.com

Baiklah sambil menunggu surat pembaca, kami akan membagi 10 Tips saat kita akan bekerja dengan wireless alarm. Ini kami anggap penting, karena sebagian orang menganggap instalasinya mudah, sehingga hal-hal penting justru terabaikan. Sedangkan sebagian lainnya menganggap sistem alarm wireless ini membuat pening kepala, sehingga ia tidak melirik sama sekali pada sistem ini, kecuali sistem kabel saja. Nah, kami akan mencoba menepis kedua anggapan di atas melalui tips berikut ini.


1.  Mulailah dengan paket standar (starter kit).

2.  Coba dulu sendiri.

3.  Rencanakan skenario pemasangan.

4.  Lakukan test before placed.

5.  Instalasi yang rapi.

6.  Prosedur test yang baik dan benar.

7.  Mencatat tanggal dan data pemasangan.

8.  Informasi yang lengkap ke customer.

9.  Memperkirakan kebutuhan mendatang.

10. After sales service sepenuh hati.


Tips 1 - Mulailah dengan paket standar (starter kit)


Bukan tanpa alasan kami mengatakan ini pada pembaca. Umumnya produk wireless alarm memiliki paket standar yang terdiri dari: Control Panel, Keypad, Remote, satu atau dua Door/Window Contact dan Motion Sensor berupa wireless PIR lengkap dengan baterainya. Keuntungan adanya paket standar ini adalah mempercepat waktu instalasi, sehingga kesan "mudah" akan langsung menancap di benak customer. Selain itu, setelah dibeli, customer merasa diberikan kesempatan untuk mencoba dan menilai sendiri bagaimana mudah dan rapihnya sistem wireless alarm, walaupun masih sederhana. Setelah puas mencoba tanpa ada masalah, kami yakin customer pasti akan menambah sensor di sana-sini, siren outdoor, bahkan hingga module untuk SMS. Kesempatan inilah yang kita tunggu-tunggu, bukan? :)

Mengapa ini kami katakan penting, sehingga menempati Tips pertama, sebab tidak jarang orang yang mempelakukan sistem wireless alarm ini layaknya sistem kabel. Sensor perlu dipasang  disana, disini, di bagian sana atau bagian sini. Akhirnya jumlah sensor wireless yang dipasang jumlahnya bejibun di sana-sini. Kami tidak mengatakan hal ini jelek, karena sampai di sini tampaknya aman-aman saja. Namun di saat terjadi trouble, maka analisanya menjadi sulit, apalagi jika aspek penempatan sensor tidak diperhatikan dari awal (tips untuk ini menyusul). Kesan "mudah" customer seketika itu berubah menjadi kesan "ribet" dan "pening kepala". Inilah yang kami khawatirkan. Jadi, penting bagi kita untuk memulai dari paket standar terlebih dulu. Setelah diketahui sistemnya stabil, aman dan customer-pun merasa nyaman, barulah kita ajukan penawaran tambahan. 

(Bersambung)
Back to Top