Friday, July 26, 2013

Mengaktifkan Kembali Sistem Alarm yang "Mati"

| July 26, 2013 |
                                              

Menjelang liburan panjang seperti saat ini, permintaan instalasi alarm umumnya cukup meningkat. Hal ini disebabkan banyak rumah yang akan ditinggal kosong oleh pemiliknya, baik mudik maupun liburan. Keadaan ini membuat sistem alarm benar-benar menjadi tumpuan, paling tidak selama liburan. Namun, di sisi lain boleh jadi ada diantara pembaca yang sudah lama memasang sistem alarm, namun tidak pernah dioperasikan lagi hingga saat ini. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari rasa malas, lupa atau sistemnya rewel. Tetapi pada umumnya adalah rasa khawatir akan terjadi false alarm yang mengganggu tetangga! Oleh karena itu mereka tidak pernah lagi mengoperasikannya, bahkan sejak saat pertama membeli. Kekhawatiran ini lumrah, mengingat false alarm merupakan biang keladi di balik semua itu. Ini tidak saja menimpa customer di tanah air, bahkan di luar negeripun demikian. Ternyata, percaya atau tidak, hampir 97% dispatch yang dikirim oleh central monitoring justru berasal dari sinyal false alarm! Oleh sebab itulah para pakar terus mencari solusi dan policy bagaimana cara menanggulangi masalah pelik ini. 

Topik kita sekarang bukanlah persoalan false alarm yang terkait dengan alarm monitoring. Kami akan memberikan tips lagi mengenai bagaimana menghidupkan kembali sistem alarm yang selama ini tidak dipakai lagi akibat sering false alarm atau faktor lainnya. Agak sedikit teknis memang, tapi semoga saja tips ini bermanfaat bagi anda yang justru sedang mengalami masalah serupa.

Tentukan jenis masalahnya. Berikut ini adalah masalah alarm yang paling umum terjadi:

1. Salah satu zone sering bunyi sendiri (false alarm)
2. Lampu salah satu zone selalu menyala
3. Muncul tanda trouble di keypad
4. Keypad berbunyi secara periodik
5. Keypad macet
6. Semua sistem mati total

1. Mengatasi zone yang sering false alarm
1. Cermati zone mana yang sering false alarm. Fokuskanlah hanya pada zone ini saja.
2. Periksa jenis sensor yang terpasang di zone tersebut. Jika sensor tersebut adalah:
    PIR, maka:
-  Pastikan PIR jenis indoor tidak dipasang di luar. Tanyakan lagi pada penjual.
-  Pastikan PIR indoor maupun outdoor sudah dipasang dengan benar. Lihat kembali penjelasannya di sini atau di sini.
-  Jika semuanya tampak baik-baik saja, maka periksalah kualitas instalasi kabel, sebab kemungkinan besar ada yang sudah aus. Untuk ini mau tidak mau kita mesti menghubungi teknisi instalasi.

Door Contact, maka:
-   Periksalah apakah jaraknya terlalu renggang satu sama lain? Letakkanlah pensil diantara keduanya. Jika pensil tidak masuk atau pas, maka itu sudah benar. Namun, apabila pensil banyak meninggalkan celah, maka sensor perlu dirapatkan lagi.
-   Periksalah apakah pintu besi menggunakan door contact dari jenis plastik? Jika ya, maka cobalah ganti dengan jenis logam (metal door contact).
-  Periksalah apakah daun pintu mudah goyang? Jika ya, maka perbaikilah engselnya agar kokoh dudukannya.

Photoelectric Beam, maka:
-   Pastikanlah kita sudah memperhatikan beberapa kaidah ini.

Vibration / Shock Sensor, maka:
-   Pastikan permukaan kaca atau pintu yang dipasangi sensor ini tidak bergetar saat pintu lain ditutup atau lantai dijatuhi barang-barang berat.
-  Mintalah teknisi untuk mengatur kembali bandul di dalam sensor ini. Untuk teknisi pemasang: sebaiknya vibration sensor ini tidak distel-stel lagi dari kondisi default pabriknya, kecuali jika terpaksa! Keadaan ini sudah cocok (optimal) pada kebanyakan instalasi.

Smoke Sensor
Umumnya bisa terjadi false alarm karena debu dan kotoran yang masuk pada sensor. Penanganan sementara, lepaskanlah sensor (diputar ke kiri) dan tiuplah agak kuat ke bagian dalamnya beberapa kali, kemudian pasangkan lagi.


2. Lampu di salah satu zone selalu menyala
Ini pertanda bahwa sensor di zone tersebut tidak berfungsi atau kabelnya putus. Jika sistemnya wireless, maka kemungkinan terbesar adalah baterai sensornya sudah habis, sehingga sensor di zone tersebut dianggap "hilang" oleh control panel. Kondisi ini pada kebanyakan merk alarm menyebabkan sistem tidak bisa diaktifkan sampai lampu zone tersebut mati. Ada dua cara untuk mengatasi persoalan ini, yaitu:
- Jika kita bisa memanggil teknisi, maka biarkanlah dia bekerja mengatasinya.
- Tetapi apabila satu dan lain hal tidak memungkinkan untuk mendatangkan teknisi, maka kita bisa membypass zone ini selama kita liburan. Cara ini lebih baik ketimbang tidak mengaktifkan sistem alarm sama sekali.


3. Muncul tanda dan nada trouble pada keypad
Jika keypad sesekali berbunyi pendek, maka itu pertanda adanya trouble pada sistem. Periksalah pada buku panduan bagaimana cara mengetahui jenis trouble ini. Secara umum, trouble pada sistem alarm hanya berkisar pada:
- Listrik mati (ac failure)
- Baterai lemah (low batt)
- Kabel siren putus (bell circuit trouble)
- Kabel telepon putus (line trouble)
- Komunikasi gagal (communication failure)
- Supervisi terganggu (supervision trouble)

Tergantung dari jenis trouble-nya, maka penanganan masing-masingnyapun berbeda pula. Tetapi yang tersulit dari trouble di atas adalah jika kabel siren putus. Untuk itu kita perlu memanggil teknisi untuk memperbaikinya. Sedangkan trouble lainnya pada umumnya akan hilang dengan sendirinya dan tidak mengganggu kerja sistem secara keseluruhan.

4. Keypad berbunyi secara periodik
Umumnya keypad akan mengeluarkan nada pada saat:
- sistem alarm diaktifkan saat user akan pergi meninggalkan rumah (=exit delay)
- user pulang kembali ke rumah dan melanggar zone (=entry delay)
- feature chime diaktifkan (chime adalah bunyi kecil pada keypad saat ada sensor yang terlanggar)
- terjadi salah satu trouble seperti uraian di atas.

Nada yang perlu diwaspadai hanyalah nada trouble saja, sedangkan nada lainnya normal. Apabila bunyinya mengganggu, user bisa meminta teknisi untuk menghilangkan nada-nada di atas. 

5. Keypad macet
Kejadian ini sebenarnya terbilang jarang, tetapi beberapa customer mengeluhkan kondisi ini. Penyebabnya kebanyakan dari kabel keypad yang putus atau jaraknya terlalu panjang. Bisa juga panel mengalami overload akibat banyaknya sensor aktif yang dipasang. Jika hal ini sering terjadi, maka mau tidak mau kita mesti menyerahkannya pada teknisi. Mintalah informasi sebanyak mungkin dari teknisi mengapa hal ini bisa terjadi.

6. Sistem mati total
Tidak perlu heran apabila user meminta teknisi untuk mematikan sistem secara total saking masalahnya tidak kunjung selesai. Akibatnya sistem alarm menjadi tidak berguna lagi. Ini merupakan "puncak" kekesalan customer alarm yang kerap terabaikan oleh penjual. Keterbatasan pengetahuan dalam menangani masalah merupakan sebab utama terjadinya hal ini. Nah, bagi customer yang termasuk ke dalam kelompok ini, kami sarankan agar mempertimbangkan lagi upaya pengaktifan kembali sistem alarm yang sudah lama "mati" ini. Terlebih lagi saat menjelang liburan panjang tiba. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah menghubungi kembali penjual. Dengan berbekal informasi dari kami di atas, setidaknya kita mengetahui termasuk ke dalam point mana masalah itu adanya. Sebagai rule of thumb dalam bekerja dengan pihak penjual, bisa kami tambahkan sebagai berikut:
1. Hidupkan kembali panel dari listrik dan juga baterai.
2. Tentukanlah apa masalahnya sesuai dengan uraian kami di atas.
3. Selesaikanlah masalahnya satu per satu hingga optimal.
4. Bypass-lah zone yang gagal dipulihkan.
5. Jika khawatir false alarm mengganggu tetangga, maka:
  - Pertimbangkanlah untuk mengganti siren dengan yang lebih kecil.
  - Manfaatkanlah feature dialing ke ponsel, baik yang built-in atau memasang voice dialler tambahan.
  - Jika ada budget lebih, pertimbangkanlah untuk berlangganan alarm monitoring.




Back to Top